GenPI.co Sumsel - Jika ingin membangun sepak bola di Indonesia ke arah yang lebih baik perlu kekompakan.
Hal itu disampaikan Menteri BUMN RI sekaligus calon Ketua Umum PSSI, Erick Thohir di sela kunjungannya ke Pura Mangkunegaran Solo, Sabtu (21/1).
"Kadang-kadang ada dikotomi antara olahraga dengan pemerintah. Tidak mungkin ketika ingin membangun sesuatu, pemerintah, masyarakat, asosiasi beda, itu nggak nyaman," ujarnya.
Menurutnya, seluruh pihak harus bersatu dan bekerja sama membuat perencanaan untuk membangun sepak bola.
Dia pun mencontoh Jepang yang melakukan perencanaan melalui cetak biru untuk membangun sepak bola Jepang sejak 1991.
"Di sana main sepak bola tidak individualistis, tapi maju mundur seperti ombak. Di sana pemain bahkan memastikan loker bersih, penontonnya juga demikian. Ini kultur," tambahnya.
Erick menilai, sepak bola Indonesia harus menjadi pemersatu bangsa dan aman dinikmati oleh siapa pun.
"Setiap ada pertandingan sepak bola masyarakat ketakutan, orang tua ketakutan anaknya yang jadi suporter nggak pulang. Jangan sampai sepak bola jadi kesedihan, bukan jadi kebahagiaan, orang tua kehilangan anaknya, kakak kehilangan adik, adik kehilangan kakak," katanya.
Untuk mewujudkan sepak bola bersih, menurutnya perlu ada teknologi pendukung.
"Tidak bisa menyalahkan semua ke wasit. Wasit juga manusia, dicubit sakit, harus dibina, ekonomi baik atau tidak, pendidikan baik atau tidak, termasuk terkait kewasitannya itu. Intinya sepak bola bersih itu harus dibangun," terangnya.
Saat Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 16 Februari mendatang, Erick Thohir mengajak pendukungnya untuk membangun sepak bola yang bersih.
"Kalau voters (pemilih) hatinya sama dengan saya, ingin membangun sepak bola yang bersih, menjadi pemersatu, membuat bahagia ya ayo. Ini sama-sama, bukan karena saya. Pemilihannya individu lho, ada ketua, wakil ketua, exco, artinya harus ada kebersamaan," katanya.
Dia juga mengajak para calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2026 untuk saling menghormati dalam KLB tersebut.
"Nanti kita dengarkan calon-calon ini, yang menang kita hormati, yang kalah ya sudah, harus legowo. Bukan tidak mungkin saya kalah, namanya pemilihan," pungkas Erick Thohir. (Antara)