GenPI.co Sumsel - Sejumlah mantan pemain Timnas Indonesia menilai kompetisi usia muda di Tanah Air masih minim.
Hal itu disampaikan mereka saat acara diskusi di Pancoran Soccer Field, Jakarta, Selasa (25/7).
Mantan pemain Primavera, Supriyono menilai jika pihak swasta lebih sering menyelenggarakan kompetisi pemain muda.
"Bicara kompetisi, banyak kompetisi diselenggarakan pihak swasta. Askot (asosiasi kota) - askab (asosiasi kabupaten) tidak berjalan. Ini jadi masalah karena (para pemain) matangnya di kompetisi," tutur Supriyono.
"Askot dan askab harus membuat kompetisi berjenjang dan berkesinambungan," tegasnya.
Meski demikian, Supriyono bersyukur dengan adanya Elite Pro Academy (EPA) yang diikuti sejumlah klub Liga 1.
Namun, dia menilai banyak pemain EPA yang tidak memiliki kemampuan dasar yang bagus.
Karena itu, Supriyono meminta kemampuan dasar para pemain muda harus dibenahi lagi saat berada di klub.
Sementara itu, mantan pemain Primavera lainnya, Kurniawan Dwi Yulianto menilai program pembinaan timnas Indonesia sebenarnya cukup baik.
Namun, dia menganggap seorang pemain muda harus bisa menaklukkan tantangan saat berkarier di luar negeri.
"Bermain bola iya, tapi saat di sana kami (para pemain Primavera) banyak berkumpul dengan sesama pemain Indonesia. Jadi agak kurang. Saya justru belajar mandiri saat di FC Luzern," tutur Kurniawan.
Staf pelatih FC Como itu juga mencontohkan profesionalitas para pemain muda di klub Serie B Italia itu.
"Mindset para pemain muda Como luar biasa. Mereka tidak banyak posting di Instagram karena mengejar kontrak profesional. Bisa dijaga mindset seperti itu sampai senior," tambahnya. (Antara)