GenPI.co Sumsel - Belakangan ini Kota Palembang, Sumatera Selatan selalu diguyur hujan mulai dari intensitas ringan hingga lebat.
Padahal, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau terjadi pada Juli-September 2022.
"Seminggu ke depan potensi hujan masih ada," kata Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Sinta Andayani kepada GenPI.co Sumsel di Palembang, Jumat (5/8).
Menurutnya, kondisi cuaca yang masih sering hujan ini bisa meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti longsor atau banjir.
"Karena itu saya imbau bagi stakeholder atau masyarakat perlu waspada terhadap lingkungannya yang rentan akan longsor atau banjir atau genangan," ujarnya.
Dia menjelaskan, secara umum pola Angin Timur atau Monsun Australia telah mendominasi wilayah Indonesia.
Namun, di wilayah Sumsel pengaruh Monsun Australia masih belum signifikan yang berarti kelembaban atmosfer masih cukup tinggi, ditambah lagi pola angin belokan dan konvergensi masih sering terjadi.
Kemudian, dari monitoring faktor pengendali cuaca lain yaitu Dipole Mode Indeks (DMI) masih bernilai -0.88 (normal ±0.4).
Hal ini sangat berkontribusi memberikan suplai uap air dari wilayah Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat.
Faktor-faktor inilah, kata dia, yang meningkatkan aktivitas pembentukan awan di wilayah Sumsel dan sekitarnya.
"Secara umum intensitas hujan antara ringan hingga sedang namun hujan sedang hingga lebat bisa terjadi apalagi jika hujan dalam durasi yang lama," jelas Sinta. (*)