Bisnis Buku Bekas di Palembang Masih Menjanjikan, Omzet Rp3 Juta

08 Agustus 2022 18:00

GenPI.co Sumsel - Di tengah gempuran buku elektronik, penjualan buku bekas di Kota Palembang, Sumatera Selatan masih dirasa menjanjikan. 

Hal ini diungkapkan Budiman, penjual buku bekas di Jalan Cik Agung Kimas No.106, 19 Ilir, Palembang.

Pria paruh baya ini mengaku bisa mengantongi omzet lebih dari Rp3 juta per bulan. 

BACA JUGA:  Seorang Haji Kloter 4 Embarkasi Palembang Meninggal di Madinah

"Sekarang sudah mulai normal karena anak sudah sekolah. Dua tahun terakhir sepi tapi masih ada pembeli," ujarnya kepada GenPI.co Sumsel di Palembang, Senin (8/8). 

Pada awal pandemi covid-19, penjualan buku bekas sempat turun drastis karena siswa sekolah harus belajar daring.

BACA JUGA:  Kemenhub Diminta Buka Penerbangan Langsung Umrah dari Palembang

Belum lagi kurikulum pendidikan yang sering berganti, membuat peminat buku bekas menjadi berkurang. 

"Yang laku hanya buku-buku umum saja. Rata-rata pencinta buku saja yang beli," ucap Budiman. 

BACA JUGA:  Alhamdulillah, Harga Cabai di Palembang Turun jadi Rp70 Ribu/Kg

Di kios berukuran 2x2 meter dengan harga sewa Rp3 juta per tahun, Budiman menawarkan 700-an koleksi buku bekas dengan berbagai genre. 

Bukan hanya buku pelajaran, Budiman juga menyediakan buku umum seperti novel dan buku agama. 

Harga buku yang ditawarkannya pun bervariasi, sekitar Rp10 ribu-75 ribu atau tergantung kondisi buku. 

Tak sekadar murah, kamu juga bisa membawa pulang buku karangan penulis besar dari dalam maupun luar negeri dengan harga miring jika lihai menawar.

"Kalau beruntung pembeli bisa dapat novel bagus. Kemarin bahkan ada yang memborong buku Sapardi Joko Damono langsung 12 buku," jelasnya. 

Awalnya, Budiman hanyalah pencinta buku biasa dan tak pernah berpikir menjadi pedagang buku. 

Namun, pada 2008 tergerak menjual buku koleksi pribadi karena menurutnya sudah terlalu banyak. 

Ia pun mulai menjajakan buku koleksinya di lapak jualan sekitar Pasar 16 Ilir yang memiliki peminat cukup banyak. 

"Dulu berjalan di bawah jembatan Ampera (bawah proyek) tapi karena sering diusir Satpol PP jadi sewa kios di sini," kata dia. 

Selain berjualan di kios yang berseberangan dengan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) Jayo Wikramo, Budiman juga merambah pasar online. 

Dirinya juga kerap mempromosikan buku melalui media sosial seperti Facebook. 

"Ada di Facebook juga. Kalau lewat Shopee atau lainnya tentu kalah dengan penerbit besar," kata Budiman. (*)

Redaktur: Budi Yuni Reporter: Jati Purwanti

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co SUMSEL