GenPI.co Sumsel - Bank Indonesia Sumatera Selatan sedang berupaya mengendalikan inflasi daerah di provinsi tersebut.
Apalagi lima tahun terakhir, bawang merah, cabai merah, dan telur ayam ras selalu menjadi inflasi di Sumsel.
Karena itu BI membuat proyek percontohan pengembangan digitalisasi pertanian di di Science Techno Park (STP) Kabupaten Ogan Ilir.
Kepala Perwakilan BI Sumsel, Erwin Soeriadimadja mendorong sektor pertanian di Sumatera Selatan untuk menerapkan digitalisasi pertanian.
Menurutnya, terdapat tiga aspek dalam penerapan digitalisasi pertanian, seperti penggunaan alat sensor tanah dan cuaca.
Kemudian, monitoring pemupukan dan pengairan melalui handphone, serta monitoring lahan dengan kamera pengawas.
“Pada Februari lalu, petani bisa panen 10 ton dari sebelumnya hanya 7 ton,” ujarnya usai panen cabai merah di STP, Desa Bakung, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten, Kabupaten Ogan Ilir, Kamis (10/3).
Hingga kini pihaknya sudah menjalankan proyek percontohan pertanian bawang merah, cabai merah, dan telur ayam.
Proyek tersebut bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sumsel dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) STP Kabupaten Ogan Ilir.
Erwin menargetkan kegiatan tersebut dapat diterapkan di kabupaten dan kota lain di Sumsel untuk mendukung masuknya digitalisasi di sektor pertanian.
Ia menganggap pentingnya digitalisasi pertanian bagi kegiatan pra produksi, proses produksi, panen, pasca panen, distribusi, hingga pemasaran.
Karena hal tersebut, Erwin yakin mampu mencegah terjadinya kegagalan panen dan meningkatkan produksi pertanian di Sumsel.
“Kami berharap dengan penerapan digital farming ini dapat mendongkrak produksi pertanian khususnya bawang dan cabai sehingga dapat membantu stabilitas harga dan produksi di Sumsel,” katanya. (Ant)