GenPI.co Sumsel - Sebanyak 16.182 orang menghuni lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) di Sumatera Selatan hingga 16 Agustus 2022.
Dari jumlah tersebut, terdapat 13.674 narapidana dan 2.508 tahanan.
Demi mencegah kelebihan daya tampung, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Sumsel menerapkan program asimilasi covid-19.
Hal itu dikatakan Kepala Divisi Pemasyarakatan, Kanwil Kemenkumham Sumsel, Bambang Haryanto di Palembang, Minggu (21/8).
“Program tersebut sesuai Peraturan Menkumham Nomor 24 Tahun 2021 tentang Asimilasi Covid-19 dan Permenkumham Nomor 7 Tahun 2022 tentang Integrasi,” ujarnya.
Pada tahun ini, pihaknya memberikan asimilasi kepada 1.536 narapidana dan 1.471 narapidana mendapat hak integrasi.
Kemenkumham Sumsel sendiri telah memindahkan 35 narapidana berisiko tinggi ke Lapas Nusakambangan, Jawa Tengah.
Selain itu, pihaknya juga memindahkan 751 narapidana antar-lapas atau rutan di dalam wilayah Sumsel.
Sebanyak 740 warga binaan pemasyarakatan (WBP) mengikuti program rehabilitasi narkoba yang meliputi rehabilitasi medis 70 WBP dan rehabilitasi sosial 670 WBP.
Sejumlah 885 WBP juga ditingkatkan kompetensinya dengan mengikuti berbagai pelatihan bersertifikat seperti membatik, meubelair/pertukangan kayu, barista, menjahit, las listrik, dan sebagainya.
“Dengan lulus pelatihan bersertifikat diharapkan menjadi bekal bagi WBP untuk kembali berintegrasi dengan masyarakat agar dapat menjadi insan yang produktif,” katanya.
Tak hanya itu, 552 WBP sedang mengikuti program hafal Al Quran.
Dari jumlah itu, Kementerian Agama Sumsel akan menguji 132 WBP yang nantinya akan diberikan sertifikat kelulusan.
“Program hafal Al Quran bagi WBP beragama Islam ini menjadi atensi Gubernur Sumsel Herman Deru,” pungkasnya. (Ant)