Metode Fogging Tidak Ampuh Mencegah DBD, Kata Dinkes OKU

07 Februari 2023 12:00

GenPI.co Sumsel - Fogging alias metode pengasapan disebut tidak efektif dalam mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Andi Prapto di Baturaja, Senin (6/2).

"Fogging bukanlah cara yang efektif untuk mencegah DBD pada masyarakat," kata Andi.

BACA JUGA:  PCNU OKU Diharapkan Jaga Keutuhan NKRI dari Paham Radikal

Fogging merupakan teknik yang dipakai untuk membunuh nyamuk Aedes aegypti pembawa penyakit DBD.

Namun, ia menilai metode fogging masih kurang efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasa saja.

BACA JUGA:  Kabupaten OKU Nihil Kasus Polio, Dinkes Beber Strateginya

"Oleh sebab itu sejak beberapa tahun terakhir kami tidak melakukan fogging meskipun di Kabupaten OKU terdapat kasus DBD yang dialami masyarakat," katanya.

Dia menilai pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menguras, menutup tempat penampungan air serta mengubur barang bekas (3M) sangat efektif mencegah penyebaran DBD.

BACA JUGA:  Gelar Operasi Murah, Pemkab OKU Siapkan 16 Ribu Paket Sembako

Menurutnya PHBS dan 3M bisa mencegah nyamuk berkembang biak.

Karena itu, saat ini Dinkes OKU menggencarkan kampanye 3M kepada masyarakat.

"Kampanye gerakan 3M dan PHBS ini kami lakukan melalui pemasangan spanduk di seluruh kecamatan di Kabupaten OKU sebagai upaya untuk menekan angka kasus DBD," katanya.

Berdasarkan data, sepanjang 2022 jumlah penderita DBD di OKU mencapai 45 orang.

Dari jumlah tersebut, terdiri dari pasien anak-anak hingga warga berusia 44 tahun.

"Alhamdulillah, semua pasien sembuh tidak ada yang meninggal dunia akibat DBD. Namun, terjadi peningkatan kasus DBD dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah lima kasus," ujarnya. (Antara)

Redaktur: Budi Yuni

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co SUMSEL