Telok Abang, Mainan Khas Palembang Selalu Diburu Setiap Tahun

29 Juli 2022 16:00

GenPI.co Sumsel - Selalu ada yang unik menjelang Hari Kemerdekaan RI Ke-77 di Kota Palembang, Sumatera Selatan

Di Kota Pempek terdapat mainan anak-anak khas Palembang bernama telok abang yang hanya muncul menjelang 17 Agustusan.

Biasanya, telok abang akan dijajakan di sepanjang jalan raya, salah satunya Jalan Merdeka, Palembang

BACA JUGA:  Pempek Palembang Enak Murah Bisa Dinikmati di Seluruh Indonesia

Dalam Bahasa Palembang, telok abang berarti telur ayam yang sudah direbus dan diberi warna merah.

Telok abang biasanya berbentuk kapal layar hingga pesawat yang dibuat dari bahan kayu gabus.

BACA JUGA:  BBLK Palembang: Sampel Covid-19 Turun Dari 1.200 Jadi 50 Per Hari

Mainan tersebut biasanya dihiasi dengan kertas warna-warni serta bendera merah putih.

Fasya, salah satu pedagang telok abang mengatakan, ia mulai membuka lapaknya sejak awal Juli lalu, tepatnya pada Hari Raya Iduladha. 

BACA JUGA:  Palembang Bentuk Tim Khusus Bongkar Bangunan, Tugasnya Tegas

"Saya berjualan lebih awal sebelum Agustusan karena pembeli sudah mulai mencari telok abang," ujarnya, Jumat (29/7). 

Fasya menyebut, telok abang merupakan salah satu kerajinan yang paling diburu saat menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia. 

Apalagi, mainan tersebut hanya dijual setahun sekali, antara Juli hingga Agustus saja. 

"Sengaja tidak jual online karena memang kalau yang sudah tahu beli telok abang di mana, langsung ke sini saja," kata Fasya. 

Penghasilan dari berjualan telok abang pun terbilang cukup lumayan bagi pedagang musiman seperti Fasya. 

Fasya mengaku sudah mewarisi bakat menjual telok abang turun temurun dari sang kakek. 

Tahun lalu saja dirinya mampu meraup untung lumayan besar karena berhasil menjual ratusan  telok abang dalam sebulan. 

"Biasanya Wali Kota (Palembang) Harnojoyo, juga memborong telok abang," ucap Fasya. 

Setiap satu buah telok abang ukuran kecil dihargai Rp35 ribu, sedangkan ukuran besar Rp50 ribu. 

"Saya menjual saja. Stoknya dari pengrajin di Jakabaring. Walaupun bukan mainan modern tetap laku karena tidak dijual setiap hari," jelasnya.  (*)

 

Redaktur: Budi Yuni Reporter: Jati Purwanti

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co SUMSEL