GenPI.co Sumsel - Masyarakat di Kota Palembang, Sumatera Selatan diajak untuk melestarikan wayang kulit Palembang.
Ajakan itu disampaikan Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP) M.S. Iqbal Rudianto di Palembang, Minggu (28/8).
Iqbal menjelaskan, wayang kulit Palembang merupakan bentuk pewayangan dengan visi dan versi dari masyarakat di Palembang.
Jenis kesenian tersebut diperkirakan muncul pada abad 19 atau pada tahun 1800-an saat masa pemerintahan Arya Damar.
Bentuk fisiknya hampir sama dengan wayang purwa di Jawa.
Yang membedakannya yaitu bahasa pengantarnya, pada wayang kulit Palembang menggunakan bahasa Melayu Palembang.
Selama ini, kata dia, kesenian wayang lebih dikenal di Jawa.
Nyatanya, di Palembang juga memiliki kesenian wayang.
Selain menggunakan bahasa Melayu, perilaku tokoh-tokoh wayang Palembang juga lebih bebas.
Sedangkan wayang purwa memiliki perwatakan tokoh yang ketat dengan pakem-pakem klasik.
Dari segi lamanya pertunjukan, wayang Palembang hanya tampil sekitar 1-3 jam sedangkan wayang Jawa dapat semalam suntuk.
Hampir punahnya wayang Palembang membuat DKP memasukkan kegiatan pelestarian kesenian tersebut sebagai salah satu program andalan.
“Selain itu, kami juga akan lebih menggalakkan kegiatan pementasan untuk mengenalkan kepada masyarakat Palembang dan daerah lainnya terutama generasi milenial,” pungkasnya. (Ant)