GenPI.co Sumsel - Di Kota Palembang terdapat Masjid Ki Merogan atau dikenal sebagai Masjid Kiai Muara Ogan.
Penamaan masjid tersebut berdasarkan nama ulama yang membangunnya, yaitu Mgs. H. Abdul Hamid bin Mahmud atau yang dikenal sebagai Kiai Muara Ogan.
Julukan tersebut berdasarkan pada lokasi bermukim, berusaha, sekaligus berdakwah sang ulama.
Saat zaman dahulu, lokasi masjid ini juga dikenal sebagai Kampung Karangberahi.
Saat awal didirikan, lokasinya berupa rawa sebagaimana umumnya lahan tepian sungai di kawasan Palembang.
Karena itu, saat pembangunannya dilakukan penimbunan sehingga lokasinya lebih tinggi dibanding lahan sekitarnya.
Sekitar 1871 M, masjid dibangun dan diwakafkan pada 6 Syawal 1310 H atau 23 April 1893 M.
Letak masjid ini berada di muara sungai, yaitu sekitar 13 meter dari Sungai Musi dan 75 meter sebelah selatan Sungai Ogan.
Sebenarnya ukuran asli masjid ini sebelum direnovasi dan diperluas yaitu 18,8 x 19,4 meter.
Masjid Ki Merogan memiliki atap tumpang dua yang ditopang empat saka guru setinggi 6 meter berbentuk persegi delapan berukuran 0,5 meter.
Keempat tiang utama tersebut dikelilingi oleh 12 tiang penopang setinggi 4 meter dan lebar 0,30 meter.
Selama hidupnya, Kiai Muara Ogan dikenal sebagai sosok ulama yang kharismatik.
Selain unggul dalam ilmu keislaman, masyarakat juga memandangnya sebagai ulama yang penuh karomah.
Banyak kisah yang dikaitkan dengan kekaromahan Kiai Muara Ogan.
Ia juga kerap berdakwah sambil berdagang ke daerah luar Palembang dengan.
Karena hal tersebut, memiliki dampak besar ke kawasan Iliran Palembang.
Di beberapa daerah, dirinya juga mendirikan masjid untuk mendukung syiar Islamnya.
Ulama yang lahir pada 1881 tersebut wafat pada 17 Rajab 1319 H atau 31 Oktober 1901. (*)