Menurutnya, pemasukan yang didapatkan FIFA akan dikembalikan lagi untuk pengembangan sepak bola putri di seluruh dunia.
Sejumlah perusahaan penyiaran disebut hanya memberikan penawaran sekitar 1 juta dolar hingga 10 juta dolar untuk menayangkan Piala Dunia Putri.
Infantino menilai harga tersebut sangat jauh dibandingkan dengan harga hak siar Piala Dunia Putra yang mencapai 100 juta dolar hingga 200 juta dolar.
BACA JUGA: 100 Hari Jelang Piala Dunia Wanita, 650 Ribu Tiket Ludes Terjual
"Agar jelas, merupakan tanggung jawab moral dan kewajiban kami untuk tidak menjual (hak siar) Piala Dunia Putri dengan harga terlalu rendah. Oleh karena itu, jika tawaran-tawaran yang datang masih tidak adil, kami akan memaksa untuk tidak menyiarkan Piala Dunia Putri kepada "lima besar" negara Eropa," ucap Infantino.
Kelima besar negara Eropa tersebut diperkirakan Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol.
BACA JUGA: PSSI: Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17
Seluruh pertandingan Piala Dunia Putri juga tidak akan ditayangkan pada jam-jam tayang utama karena perbedaan zona waktu.
"Mungkin karena (Piala Dunia Putri) dimainkan di Australia dan Selandia Baru, itu bukan jam tayang utama di Eropa, namun tetap saja, itu dimainkan pada pukul 9 malam atau 10 pagi, maka itu masih waktu yang masuk akal," tegas Infantino.
BACA JUGA: Infrastruktur Piala Dunia U-20 Kabarnya Belum Siap, Menteri PUPR Buka Suara
Piala Dunia Putri yang akan digelar di Australia dan Selandia Baru akan dimulai pada 20 Juli hingga 20 Agustus 2023. (Antara)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News