Keluarga Al Munawar semakin berkembang setelah usaha para putranya meningkat seperti usaha penggergajian kayu (awal 1900) dan getah karet (setelah 1914).
Putra keduanya, Alwi Al Munawar memutuskan memperbesar usaha penggergajian dengan mekanisme mesin uap pada pergantian abad.
Keluarga Al Munawar dan Assegaf lalu mendirikan usaha penggergajian di Musi Ilir.
BACA JUGA: Pulau Kemaro, Wisata Oriental di Kawasan Sungai Musi yang Aduhai
Usaha penggergajian itu digerakkan motor 50 pk yang menghasilkan 700 papan sehari dengan volume 28 meter kubik.
Hubungan kedua keluarga dihubungkan dalam pernikahan tiga putri Abdurrahman yang dipersunting keluarga Assegaf.
BACA JUGA: Berwisata ke Puncak Bersemi OKU Selatan yang Asrinya Kebangetan
Hingga kini, delapan rumah yang sudah ada sejak kampung tersebut berdiri masih dihuni keturunan Habib Abdurrahman Al Munawar. (*)
Tonton Video viral berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
