GenPI.co Sumsel - Sejumlah petani kopi asal Kota Pagaralam menyasar ekspor biji kopi premium karena menawarkan harga lebih tinggi dibandingkan pasar lokal.
Salah satunya Kristian Tri Purnomo (38) yang mengungkapkan, jika pembeli mematok harga biji kopi atau green bean di pasar premium sekitar Rp34.000 per kilogram (Kg).
Sedangkan di pasar lokal, jenis kopi asalan atau petik pelangi dipatok hanya Rp19.000/Kg.
Bahkan, sejak adanya permintaan produk premium, kini muncul produk baru yaitu kopi asalan namun disortir seharga Rp23.000/Kg.
“Ada perbedaan yang cukup jauh sehingga saat ini banyak petani yang tertarik,” ujarnya.
Sayangnya, saat ini hampir seluruh petani kopi di Pagaralam belum mau menjual produk premium karena harus mengubah kebiasaan dalam kegiatan pascapanen.
Ditambah, pembeli kopi menerapkan aturan yang cukup ketat mengenai kegiatan pascapanen, mengingat produk biji kopi tersebut akan diekspor ke luar negeri.
“Harus higienis, mulai dari harus petik merah, jemurnya 30 hari lamanya, hingga tidak boleh jemur di tanah atau di atas jalan beraspal,” sebutnya.
“Harus di atas para-para (balai-balai tempat menjemur yang berjarak 70 cm dari tanah,” tambahnya. (Ant)