GenPI.co Sumsel - Petani di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mengelola secara mandiri areal pertanian porang seluas 18,6 hektare dalam dua tahun terakhir.
Hal itu dikatakan Penjabat Bupati Musi Banyuasin, Apriyadi di Sekayu, Senin (25/7).
Apriyadi menyebutkan, areal tanaman porang tersebut tersebar di Kecamatan Babat Toman, Sungai Lilin, dan Babat Supat.
“Kami serius dalam pengembangan pertanian porang ini, sebagai wujud nyata mendukung program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan yang digagas Pemprov,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Muba meminta warga mandiri dengan cara menyediakan sendiri kebutuhan pangan dengan memanfaatkan areal pekarangan rumah dan lahan sempit dalam program tersebut.
Pihaknya juga meminta warga untuk memproduksi pangan yang punya nilai ekonomi tinggi seperti porang.
Sebab, harga porang di pasaran relatif tinggi karena adanya permintaan ekspor.
“Muba diminta Pemprov tak hanya mengawal produksi beras, tapi juga jenis umbi-umbian,” ujarnya.
Pada umumnya, petani porang di Musi Banyuasin menggunakan bibit dari jawa seharga Rp270 ribu per kilogram.
Kemudian, petani akan melakukan penanaman dan perawatan yang relatif mudah.
"Nanti umbinya setelah dipanen dapat dijadikan beragam produk turunan seperti tepung,” tuturnya.
Saat ini, tanaman porang sedang naik daun di masyarakat.
Bahkan harganya sempat menyentuh Rp17.000 per kilogram (Kg) untuk porang basah.
Namun, kini harga porang mulai berangsur turun sekitar Rp5 ribu per Kg. (Ant)