GenPI.co Sumsel - Pada 2022, inflasi di Provinsi Sumatera Selatan diprediksi bakal lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Erwin Soeriadimadja di Palembang, Jumat (5/8).
Karena itu, pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumsel terus berusaha untuk mengendalikan laju inflasi.
“Tapi kami yakin, walau lebih tinggi tapi tetap terkendali,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumsel, inflasi pada 2022 di Sumsel sebesar 6,26 persen (year-on-year).
Sedangkan BPS mencatat inflasi pada 2022 di Sumsel sebesar 1,84 persen.
Karena itu, BI yang juga koordinator TPID bakal memperkuat strategi untuk menjaga ketersediaan pasokan.
Kemudian, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif demi mengendalikan inflasi.
Erwin mengungkapkan, TPID juga menggandeng Satuan Tugas Pangan demi menjaga kestabilan inflasi.
Apalagi, penyebab tingginya inflasi di Sumsel masih didominasi kenaikan harga komoditas seperti cabai merah, bawang merah, daging ayam ras dan tomat.
“Banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga pada komoditas tersebut, mulai dari kondisi cuaca hingga peningkatan biaya input produksi, seperti pupuk,” sebutnya. (Ant)