Penenun Songket dan Usaha Kain Jumputan di Palembang Lagi Bahagia

18 April 2022 06:00

GenPI.co Sumsel - Rita Zahara, penenun songket asal Palembang mendapatkan pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) dari Bank Mandiri sebesar Rp50 juta.

“Tambahan modal ini untuk bayar karyawan dari sebelumnya delapan orang kini sayeka tambah jadi 28 orang,” ujarnya di Palembang, Minggu (17/4).

Rita sangat bersyukur dapat mengakses pembiayaan KUR tersebut karena dirinya selalu kekurangan modal kerja.

BACA JUGA:  Wawako Bongkar Rahasia Kasus Stunting di Palembang Bisa Turun

Menurutnya, dalam pembuatan songket membutuhkan modal yang tidak sedikit, khususnya upah bagi penenun.

Satu stel kain songket yang terdiri dari kain dan selendang bisa dikerjakan selama satu bulan oleh penenun.

BACA JUGA:  Kampung Tuan Kentang, Wisata Belanja Kain Tradisional Palembang

Biasanya pembuatan kain songket menggunakan alat tenun bukan mesin (atbm) dengan harga jual sekitar Rp1,5 juta-3 juta.

Dari tambahan modal sebesar Rp50 juta tersebut, Rita dapat menghasilkan sekitar 25 lembar kain atau meningkat hingga tiga kali lipat dari sebelumnya.

BACA JUGA:  Pewarna Alami Jadi Primadona Penenun Kain Songket Palembang

“Setidaknya dengan adanya tambahan modal ini saya bisa membesarkan usaha,” tuturnya.

Sedangkan Sri Wahyuni, pelaku usaha kain jumputan di Lorong Sawah, Kelurahan Tuan Kentang, Palembang juga mendapatkan tambahan modal.

Ia mendapatkan modal lewat skema pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang diberikan PT Permodalan Nasional Madani atau PNM (Persero) lewat program Mekaar.

Sri mengaku, awalnya ia bergabung dalam kelompok usaha demi mendapatkan pinjaman PNM Mekaar sekitar Rp2 juta-10 juta.

Pinjaman tersebut dibayarkan dengan mencicil Rp100.000 per pekan.

Bila ada anggota kelompok yang tidak membayar angsuran, akan ditanggung bersama (tanggung renteng).

Dengan tambahan modal sebesar Rp2 juta, Sri bisa menambah produksi dari Rp80 per lembar menjadi Rp100 per lembar.

Hal tersebut untuk sekali periode pengiriman ke distributor di Pasar 16 Ilir Palembang dan komplek perbelanjaan Ramayana.

Meski keuntungan belum signifikan karena hanya mendapatkan Rp20.000 per lembar kain, namun usahanya berkembang dari biasanya.

Dengan menjual kain seharga Rp150.000 per lembar, Sri sudah mempekerjakan dua remaja putus sekolah.

Redaktur: Budi Yuni

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co SUMSEL