Tangani Banjir, Pemkot Palembang Intensifkan 46 Kolam Retensi dan 7 Pompa Air

20 Januari 2023 10:00

GenPI.co Sumsel - Sebanyak 46 kolam retensi dan 7 pompa air bergerak diintensifkan pemanfaatannya untuk menangani banjir di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Palembang, Ahmad Bastari di Palembang, Kamis (19/1).

"PUPR Kota Palembang pada 2023 ini mulai memprogramkan setiap kolam retensi itu ada pompa air, sehingga ketika kolam retensi tak mampu menampung air hujan akan dibantu dikeluarkan menggunakan pompa air tersebut," kata Bastari.

BACA JUGA:  Sebabkan Banjir, Bangunan Liar di Palembang Dibongkar Pemkot

“Memang idealnya pompa air itu ada setiap kolam retensi. Saat ini pompa air bergerak batu ada 7,” tambahnya.

Padahal, dibutuhkan 103 kolam retensi untuk mengatasi banjir di Kota Palembang berdasarkan studi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2004.

BACA JUGA:  Peringatan Dini BMKG untuk Warga Sumsel: Waspada Potensi Banjir

Sedangkan studi Korea Selatan pada 2015-2016 menyebut idealnya dibutuhkan 120 kolam retensi dan tersedianya ruang air yang banyak.

Saat ini, tata ruang air di Palembang dinilai kurang karena terkendala pengadaan lahan oleh pemerintah.

BACA JUGA:  Sumsel Diguyur Hujan, BMKG Peringatkan Potensi Banjir

“Oleh karena itu pihak pengembang dapat membuat kolam retensi di lahannya sendiri agar tidak terjadi banjir dan genangan air ketika hujan turun hujan lebat,” ujarnya.

Menurutnya, banjir di Palembang bersifat temporer alias selalu muncul akibat berasal dari masyarakat.

“Titik banjir temporer itu misalnya ada saluran air yang sudah dibangun pemerintah ditutup dan dialihkan atau dibelokkan, sehingga ketika hujan lebat menjadi banjir atau tergenang air, dan ketika saluran itu dibuka menjadi lancar dan tidak ada lagi banjir,” katanya.

Selain itu, perkembangan pembangunan permukiman juga menyebabkan banjir di Palembang.

Ditambah ada masyarakat yang membangun rumah atau gudang di atas saluran atau bahkan di bantaran sungai.

Topografi Palembang juga merupakan kawasan dataran rendah yang terimbas pada pasang surutnya Sungai Musi.

Sehingga, saat air pasang akan naik mengalir ke kawasan permukiman di bantaran Sungai Musi.

"Sedangkan ketika hujan lebat terjadi banjir pada kawasan permukiman akibat saluran-saluran yang mampet akibat tertutup. Padahal saluran-saluran yang dibangun Pemkot Palembang itu sudah cukup baik untuk mengatasi banjir atau genangan air hujan," katanya.

Pihaknya sendiri sudah berkolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk menangani banjir di Plembang.

“Jadi sebenarnya sudah tidak ada masalah dalam pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir di Palembang,” tuturnya.

“Tapi masyarakat justru banyak belum mengerti dan membangun di atas saluran dan menutupnya sehingga titik-titik baru banjir dan air tergenang selalu saja muncul,” sambungnya. (Antara)

Redaktur: Budi Yuni

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co SUMSEL