GenPI.co Sumsel - Polda Sumatera Selatan berupaya mengantisipasi kelangkaan minyak goreng menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah.
Salah satunya dengan menerjunkan tim pengawas distribusi minyak goreng.
Tim pengawas tersebut berasal dari personel Subdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Sumsel.
Mereka diterjunkan ke setiap 17 kabupaten dan kota di Sumatera Selatan.
Hal itu disampaikan Direktur Reskrimsus Polda Sumsel, Kombes Pol. Agung Marlianto di Palembang, Sabtu (4/2).
Tim pengawas Polda Sumsel itu tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Pangan Sumatera Selatan.
Mereka akan memastikan langsung kondisi pasokan minyak goreng di tingkat produsen dan distributor.
Kabupaten Banyuasin menjadi daerah pertama yang didatangi tim pengawas Subdit 1 Indagsi, Senin (6/2).
Mereka memantau stok minyak goreng di 3 pabrik di Jalan Raya Palembang-Betung KM 14, Banyuasin.
Pabrik tersebut milik PT. Tunas Baru Lampung (TBL), PT Sinar Alam Permai (SAI), PT Indo Karya Internusa (IKI) dan distributornya masing-masing.
Ketiga perusahaan tersebut merupakan salah satu pemasok utama minyak goreng di wilayah Sumsel dan Bengkulu.
"Hasil pemantauan dari tim kepolisian ini memastikan tidak ditemukan kendala dan hambatan, baik dalam proses produksi maupun penyaluran minyak goreng,” kata dia.
Stok minyak goreng perusahaan tersebut memiliki produksi rata-rata 670 kiloliter atau 659,28 ton per hari.
“Minyak goreng dalam bentuk curah itu didistribusikan secara merata ke setiap kabupaten/kota di Sumsel dan Bengkulu,” tuturnya.
Sehingga, menurutnya cukup tersedia untuk menghadapi Hari Raya Idulfitri nanti.
"Kecukupan stok tersebut mengartikan tidak ada kelangkaan minyak goreng di Sumsel, khususnya dalam bentuk curah," ujarnya.
Saat ini, rata-rata pedagang di sejumlah pasar tradisional menjual minyak goreng curah seharga Rp 15.500-15.640/liter dan minyak goreng kemasan Rp 16 ribu-17 ribu/liter. (Antara)