GenPI.co Sumsel - Realisasi investasi di Provinsi Sumatera Selatan pada 2022 mencapai Rp 41,12 triliun.
Jumlah tersebut 24 persen lebih besar dibandingkan 2021 dengan Rp 32,9 triliun.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sumatera Selatan, Yusapta Yudha Kurnia di Palembang, Jumat (3/3).
Menurutnya, jumlah tersebut memenuhi target dari Rencana Strategis Pemerintah Provinsi Sumsel dan Kementerian Investasi RI yaitu Rp 41 triliun.
“Capaian realisasi investasi di Sumsel itu dapat memenuhi target. Salah satu faktornya tidak terlepas dari membaiknya perekonomian di Sumatera Selatan dan terkoreksi naiknya tingkat kepatuhan pelaku usaha dalam melaksanakan kewajibannya berupa laporan LKPM dimana lokasi perusahaan menjalankan usahanya ,” katanya.
Jumlah tersebut tercapai berkat kebijakan Pemprov Sumsel dan pemerintah kabupaten/kota untuk memperkuat pengawasan kepatuhan pelaku usaha.
Selain itu, pemda juga memudahkan perizinan dan non-perizinan pelaku usaha.
Tak hanya, itu pemda juga memfasilitasi permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha di sektor penanaman modal.
“Selain itu, adanya kemudahan berinvestasi sebab wilayah Sumsel itu termasuk daerah zero conflict yang membuat para investor itu merasa nyaman dalam berinvestasi,” jelasnya.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI mencatat, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) Sumsel mencapai Rp 23,53 triliun atau 57,38 persen.
Capaian itu didominasi dari sektor pertambangan Rp 4,67 triliun (19,84 persen), tanaman pangan perkebunan Rp 4,25 triliun (18,04 persen), industri makanan Rp 2,88 triliun (11,86 persen), dan konstruksi Rp 1,86 triliun (7,89 persen).
Sedangkan realisasi penanaman modal asing (PMA) Sumsel mencapai Rp 17,59 triliun atau 42,92 persen.
Capaian itu didominasi sektor listrik, gas dan air Rp 9,55 triliun (54,24 persen), industri kertas dan percetakan Rp 3,29 triliun (18,70 persen), tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp 1,06 triliun (6 persen), pertambangan Rp 1,01 triliun (5,74 persen) dan industri kayu (4,13 persen).
Untuk PMDN berdasarkan wilayah yaitu Banyuasin Rp 4,53 triliun (19,27 persen). Palembang, Rp 4,34 triliun (18,46 persen), Lahat Rp 3,68 triliun (15,67 persen), Muara Enim Rp 2,64 triliun (11,24 persen), dan Musi Banyuasin Rp 2,07 triliun (8,79 persen).
Untuk PMA berdasarkan wilayah yaitu Muara Enim Rp 10,53 triliun (59,86 persen), Ogan Komering Ilir Rp 3,52 triliun (19,99 persen), Musi Banyuasin Rp 1,27 triliun (7,24 persen), Banyuasin Rp 0,57 triliun (3,22 persen) dan Musi Rawas Utara (Muratara) Rp 0,38 triliun (2,17 persen).
Sedangkan jumlah investasi dari negara lain yaitu Hongkong Rp 5,26 triliun, Singapura Rp 4,07 triliun, China Rp 3,21 triliun, Belanda Rp 2,34 triliun, dan Jepang Rp 1,04 triliun. (Antara)