GenPI.co Sumsel - Kampung siaga bencana di Sumatera Selatan diaktifkan secara optimal untuk mengantisipasi terjadinya bencana saat musim pancaroba dari musim hujan ke kemarau tahun ini.
Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Sumatera Selatan, Mawardi Yahya di Palembang, Rabu (18/5).
“Kampung siaga bencana perlu diaktifkan secara optimal,” katanya.
“Sehingga jika terjadi bencana seperti angin langkisau, banjir, tanah longsor, serta kebakaran hutan dan lahan bisa dilakukan penanggulangan dengan cepat dan tepat,” tambahnya.
Menurutnya, kampung siaga bencana berperan besar dalam bertindak cepat dengan membantu masyarakat yang terkena bencana dalam beberapa tahun terakhir.
Kampung siaga bencana sendiri dikembangkan oleh Dinas Sosial Sumsel di sejumlah kabupaten dan kota.
“Melihat besarnya peran kampung siaga bencana, kami terus berupaya mengembangkan dan mengoptimalkan,” katanya.
“Sehingga jika terjadi bencana di suatu daerah bisa lebih cepat ditanggulangi dan bisa dapat diminimalkan timbulnya masalah sosial,” lanjutnya.
Sebelumnya, Dinas Sosial membentuk kampung siaga bencana secara bertahap minimal satu unit di setiap kabupaten dan kota di Sumsel yang rawan bencana.
Pembentukan itu merupakan kewajiban untuk membina masyarakat mengantisipasi bencana alam yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan sosial.
Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Setidaknya diperlukan 100 tenaga sukarelawan yang dibekali keterampilan dalam menggunakan peralatan penanggulangan bencana dan mengevakuasi korban untuk membentuk kampung siaga bencana tersebut.
“Sukarelawan kampung siaga bencana yang telah dibina selama ini dinilai dan telah dirasakan masyarakat dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam membantu korban bencana,” pungkasnya. (Ant)