Fenomena kabut tersebut, kata Desindraadi karena suhu permukaan di Pelambang yang lebih dingin dibanding suhu di udara.
Sehingga, uap air mengalami kondensasi menjadi titik-titik air yang lebih kecil.
Kemudian titik-titik air tersebut melayang di permukaan yang menjadi kabut.
Lalu kabut perlahan hilang seiring munculnya sinar matahari.
“Meski demikian, keberadaan kabut berbahaya, khususnya bagi pengendara moda transportasi, karena keterbatasan jarak pandang menyebabkan pengemudi sulit memprediksi jika ada benda atau kendaraan lain di depannya,” kata Desindra.
“Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati,” lanjutnya. (Ant)
Heboh..! Coba simak video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
