GenPI.co Sumsel - Kota Palembang memiliki beragam jenis takjil yang sering diperdagangkan di pasar-pasar takjil Ramadan.
Namun, ada beberapa takjil yang merupakan kudapan khas era Kesultanan Palembang Darussalam.
Hal itu diungkapkan Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Kemas AR Panji di Palembang, Minggu (17/4).
Kemas mengatakan, setidaknya ada empat jenis kudapan khas Kesultanan Palembang yang dijajakan di pasar takjil, yaitu kue gandus, srikaya, dadar jiwo, dan gulo puan.
Pada masa lalu, keempat makanan tersebut menjadi bagian dari jamuan khusus untuk tamu di lingkungan Keraton Kesultanan Palembang Darussalam (1659-1823).
Kemudian makanan itu biasa disajikan dalam acara adat, pesta rakyat, dan perayaan hari besar keagamaan.
“Meski belum ada literasi yang membahasnya terperinci, tapi para tetua dulu menceritakan hal yang demikian, karena dulu adat dan budaya itu satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” jelasnya.
Menurut para tetua adat di Palembang, kudapan tersebut dikenal oleh masyarakat di luar Palembang pada masa Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom pada 1821-1823 Masehi.
Ketika itu, Sultan Palembang ke-10 beserta keluarga dan alim ulama melakukan pelarian ke sejumlah daerah.
Salah satunya daerah Ogan setelah melakukan penyerbuan ke garnisun Belanda di Benteng Kuto Besak sekitar abad ke-19.
Diduga dalam pelarian tersebut makanan khas kesultanan menjadi dikenal di luar wilayah Palembang.
Karena itu, kudapan yang pada masanya tergolong mewah karena menggunakan susu kerbau seperti kue gandus dan gulo puan juga dikenal di daerah Ogan.
“Namun, masih diperlukan pembahasan terkait hal ini, sehingga masih mungkin salah dan dapat berubah nantinya,” tuturnya. (Ant)