“Selain itu, adanya kemudahan berinvestasi sebab wilayah Sumsel itu termasuk daerah zero conflict yang membuat para investor itu merasa nyaman dalam berinvestasi,” jelasnya.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI mencatat, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) Sumsel mencapai Rp 23,53 triliun atau 57,38 persen.
Capaian itu didominasi dari sektor pertambangan Rp 4,67 triliun (19,84 persen), tanaman pangan perkebunan Rp 4,25 triliun (18,04 persen), industri makanan Rp 2,88 triliun (11,86 persen), dan konstruksi Rp 1,86 triliun (7,89 persen).
BACA JUGA: Muba Ketiban Untung, Uang Investor Bakal Mengalir ke Kebun Tebu
Sedangkan realisasi penanaman modal asing (PMA) Sumsel mencapai Rp 17,59 triliun atau 42,92 persen.
Capaian itu didominasi sektor listrik, gas dan air Rp 9,55 triliun (54,24 persen), industri kertas dan percetakan Rp 3,29 triliun (18,70 persen), tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp 1,06 triliun (6 persen), pertambangan Rp 1,01 triliun (5,74 persen) dan industri kayu (4,13 persen).
BACA JUGA: Intip Keseruan Belajar Investasi Saham Ala Anak Muda Palembang
Untuk PMDN berdasarkan wilayah yaitu Banyuasin Rp 4,53 triliun (19,27 persen). Palembang, Rp 4,34 triliun (18,46 persen), Lahat Rp 3,68 triliun (15,67 persen), Muara Enim Rp 2,64 triliun (11,24 persen), dan Musi Banyuasin Rp 2,07 triliun (8,79 persen).
Untuk PMA berdasarkan wilayah yaitu Muara Enim Rp 10,53 triliun (59,86 persen), Ogan Komering Ilir Rp 3,52 triliun (19,99 persen), Musi Banyuasin Rp 1,27 triliun (7,24 persen), Banyuasin Rp 0,57 triliun (3,22 persen) dan Musi Rawas Utara (Muratara) Rp 0,38 triliun (2,17 persen).
BACA JUGA: RGM Sukses Tipu Korbannya Miliaran Rupiah Lewat Investasi Bodong
Sedangkan jumlah investasi dari negara lain yaitu Hongkong Rp 5,26 triliun, Singapura Rp 4,07 triliun, China Rp 3,21 triliun, Belanda Rp 2,34 triliun, dan Jepang Rp 1,04 triliun. (Antara)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News