Sedangkan Sri Wahyuni, pelaku usaha kain jumputan di Lorong Sawah, Kelurahan Tuan Kentang, Palembang juga mendapatkan tambahan modal.
Ia mendapatkan modal lewat skema pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang diberikan PT Permodalan Nasional Madani atau PNM (Persero) lewat program Mekaar.
Sri mengaku, awalnya ia bergabung dalam kelompok usaha demi mendapatkan pinjaman PNM Mekaar sekitar Rp2 juta-10 juta.
BACA JUGA: Pewarna Alami Jadi Primadona Penenun Kain Songket Palembang
Pinjaman tersebut dibayarkan dengan mencicil Rp100.000 per pekan.
Bila ada anggota kelompok yang tidak membayar angsuran, akan ditanggung bersama (tanggung renteng).
BACA JUGA: Kampung Tuan Kentang, Wisata Belanja Kain Tradisional Palembang
Dengan tambahan modal sebesar Rp2 juta, Sri bisa menambah produksi dari Rp80 per lembar menjadi Rp100 per lembar.
Hal tersebut untuk sekali periode pengiriman ke distributor di Pasar 16 Ilir Palembang dan komplek perbelanjaan Ramayana.
BACA JUGA: Wawako Bongkar Rahasia Kasus Stunting di Palembang Bisa Turun
Meski keuntungan belum signifikan karena hanya mendapatkan Rp20.000 per lembar kain, namun usahanya berkembang dari biasanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News